Bukti tidak benarnya tuduhan membawa kabur uang arisan online yang dikoordinatori oleh Latifa itu, menurut Surya Tri Nuryani pihaknya masih terus membayar uang arisan online tersebut hingga Tanggal 26 Juli 2021 kemarin.
“Saya itu, meski pernah dapat arisan itu tetap melakukan pembayaran. Sampai tanggal 26 Juli 2021 kemarin, saya masih melakukan dua kali transaksi pembayaran ke Latifa,” timpalnya.
Pihaknya juga membenarkan bahwa pada Tanggal 1 Agustus 2021 memang tidak membayar uang arisan, hal itu disebabkan dirinya sedang menjalani pengobatan pada dokter psikiater.
“Saya akui, bahwa tanggal 1 Agustus 2021 kemarin, saya tidak melakukan pembayaran. Tapi masak iya jumlah yang saya tidak bayarkan mencapai 57 juta. Seharusnya, total 57 juta itu sampai tahun 2022, itu pun masih belum sampai segitu. Buktinya ada di saya semua. Jadi apa yang dicatat Latifa itu terkait pembayaran arisan tidaklah benar, itu malah dilebih-lebihkan. Informasi itu hoax,” tuturnya.
Tindakan Latifa untuk melaporkan dirinya pada pihak kepolisian terkait tuduhan membawa kabur uang arisan online sejumlah 57 juta dinilai tidak memiliki bukti.
“Latifa itu mau melaporkan saya dari segi apanya, mau bilang saya bawa kabur uang hingga ratusan juta, uang siapa yang mau saya bawa kabur,” tanya dia.
Hingga saat ini, pihaknya masih terus berharap adanya konfirmasi jelas dari Latifa untuk menemukan titik terang permasalahan. Bahkan di samping itu dia juga menuntut Latifa untuk mengembalikan nama baiknya pada anggota arisan.
“Saya berharap adanya konfirmasi jelas dari Latifa. Saya minta nama baik saya dipulihkan kepada anggota arisan yang lain. Karena akibatnya itu tidak hanya kepada saya sendiri, tapi kapada anak saya dan keluarga saya sendiri,” tuntut Surya Tri Nuryani.