Sumenep – Anggota arisan online di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, yang diduga membawa kabur uang arisan sejumlah 57 juta kini menggelar konferensi pers atau hak jawab pada hari ini, Selasa (10/08/2021).
Pada konferensi pers yang digelar di salah satu Home Stay, berlokasi Jalan KH. Mansyur nomor 71 itu, Surya Tri Nuryani (24) warga Desa Kertasada, Kabupaten Sumenep, selaku terduga dengan didampingi pihak keluarga serta kuasa hukumnya Moh. Hasan, mengungkapkan bahwa dugaan itu tidak benar alias hoax.
Kesempatan ini, Surya Tri Nuryani mengaku tidak terima atas tuduhan yang dinyatakan Latifa Solehatul Ardi (22), warga Desa Talang, Kecamatan Saronggi, Sumenep, selaku admin arisan online pada beberapa media bahwa pihaknya membawa kabur uang arisan sejumlah 57 juta.
“Kalau masalah saya dianggap membawa kabur uang sejumlah Rp 57 juta itu tidak benar. Kalau Latifa bilang begitu, pertanyaannya apakah saya pernah mendatangi rumah Latifa dan membawa kabur uang yang disebutkan itu. Nyatanya saya tidak pernah,” ungkap Surya Tri Nuryani pada saat jumpa pers.
Jumlah uang arisan online senilai 57 juta yang dituduhkan dibawa kabur oleh Surya Tri Nuryani itu, menurutnya adalah tuduhan sepihak dan tidak memiliki dasar jelas. Sebab kata dia jumlah total uang arisan yang belum dibayar adalah 15 juta 285 ribu.
“Saya rasa jika Latifa bilang saya bawa kabur uang Rp 57 juta itu tidak real adanya, itu hanya pernyataan sepihak dari Latifa, versi dia. Setelah saya hitung-hitung, jumlah keseluruhan uang arisan saya yang belum dibayar sebesar Rp 15 juta 285 ribu,” kata dia.
Selain tuduhan secara sepihak, Surya Tri Nuryani juga mengaku dikeluarkan dari grup WhatsApp arisan online milik Latifa tanpa konfirmasi terlebih dahulu terhadapnya. Bahkan semua bukti terkait tuduhan secara sepihak tersebut dikantongi oleh pihaknya.
“Saya punya datanya semua. Pernyataan Latifa itu sepihak. Anehnya malah saya langsung dikeluarkan sepihak dari grup arisannya Latifa, tanpa ada konfirmasi yang jelas kepada saya, dan langsung diganti nama orang lain. Paling tidak, saya kan dikasih tahu dulu,” beber dia.
Karena pihaknya dikeluarkan dari grup WhatsApp arisan online tanpa konfirmasi terlebih dahulu, maka Surya Tri Nuryani menghubungi admin grup untuk menanyakan alasannya, akan tetapi kenyataan berbalik arah yaitu dirinya malah diserang tanpa mengetahui motifnya.
“Untuk saya yang dikeluarkan dari grup asiran online yang adminnya Latifa, memang saya nelfon langsung ke yang bersangkutan, tapi saat saya bertanya di grup malah saya di-bully,” jelasnya.
Surya Tri Nuryani sempat berniat untuk menyelesaikan persoalan ini secara halus dan kekeluargaan, akan tetapi pada saat menanyakan secara jelas motif persoalan yang terjadi, dirinya mengatakan bahwa Latifa berbalik mengancam.
“Sampai ketika saya tanya ke Latifa langsung kenapa dikeluarkan dari grup, dia malah bertanya balik. Apakah saya akan bayar uang arisan atau tidak. Kemudian ketika saya tanya lebih halus lagi, Latifa menjawab jika urusannya langsung dengan keluarganya yang ada di polisi. Menurut saya, Latifa itu mengancam saya,” urainya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.