STPI Bersama Pemkab Sumenep Menggelar Diseminasi Hasil Penanggulangan TBC 

Foto Bersama para undangan dan Kabid P2P Dinkes Provins Jawa Timur, Wakil Bupati Sumenep, Direktur Eksekutif STPI dan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep. (Sumber Foto: Fauzi)

Sumenep – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep, Madura, Jawa Timur, bersama Stop TB Partnership Indonesia (STPI) menggelar diseminasi hasil program penanggulangan Tuberculosis (TBC) pada, Kamis (08/12/2022).

Kegiatan yang dipusatkan di Aula Wiraraja Kantor Pemerintah Daerah Kabupaten Sumenep, dihadiri Wakil Bupati Kabupaten Sumenep oleh Ibu Hj. Dewi Kholifah, S.H, M.H,

M.Pdi, Drg. MVS. Mahanani, M.Kes. perwakilan dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Agus Mulyono, MCH selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.

Tidak hanya itu saja, beberapa perwakilan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD), organisasi kemasyarakatan dan pengasuh pondok pesantren turut berpartisipasi dalam rangkaian acara tersebut.

Diketahui TBC adalah salah satu penyakit menular yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TBC menyerang paru-paru, namun dapat juga menyerang organ tubuh lainnya seperti kelenjar, otak, lambung, dll.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep tahun 2018 hingga 2019, tren kasus TBC di Kabupaten Sumenep terus mengalami kenaikan, dari 1.712 menjadi 1.924 kasus.

Situasi tersebut memberikan gambaran bahwa dibutuhkan penanganan penanggulangan TBC yang lebih sistematis dan terintegrasi secara multisektoral.

Sebagai lembaga yang turut membantu pemerintah dalam upaya penanggulangan TBC, STPI menginisiasi program penguatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat untuk mencapai eliminasi TBC. Program ini dilaksanakan dengan memilih Kabupaten Sumenep sebagai pilot program.

Wakil Bupati Sumenep Hj. Dewi Khalifah mengatakan, Pemerintah Kabupaten Sumenep dalam upaya penanggulangan TBC juga bekerja sama dengan Stop TB dalam menginisiasi program penguatan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat untuk mencapai eliminasi penyakit itu.

“Kerja sama yang dilakukan ini diwujudkan dengan intervensi program yang dilaksanakan sejak 2019 dengan sasaran pemerintah daerah, desa dan pesantren,” katanya, Kamis (8/12/2022).

Lebih lanjut, pihaknya juga menemukan penderita TBC pada usia produktif mulai 15-54 tahun, sehingga telah melakukan langkah pencegahan dan penanggulangan penyakit itu.

“Saat ini, Pemerintah Kabupaten Sumenep mengeluarkan inovasi penanganan Tuberkulosis dan stunting, berupa Gerakan Eliminasi Terpadu Tuntaskan Tuberkulosis llldan Stunting (GETTS),” katanya menegaskan.

Selain itu, diirinya menambahkan bahwa untuk mengeliminasi penderita TBC telah dibentuk desa siaga TBC dan ‘Pesantren Siaga TBC’, yang salah satu tujuannya adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit menular itu.

“Melalui desa dan pondok pesantren ini diadakan sosialisasi dan edukasi, seperti penderita penyakit TBC bisa sembuh total dengan menjalani pengobatan medis yang tepat,” tegasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Sumenep, Agus Mulyono mengungkapkan bahwa hasil scaning dan test yang dilakukan kepada warga menemukan ribuan penderita penyakit TBC.

“Upaya kami mencatat sebanyak-banyaknya penderita penyakit tersebut. Hasilnya, menemukan sebanyak 1.600 orang di Sumenep yang menderita TBC,” katanya merinci.