Usaha pemerintah setempat dalam meningkatkan capaian vaksinasi, menurut Samiudin dengan bekerjasama dengan Pemerintah Desa (Pemdes) adalah langkah yang tepat untuk meningkatkan vaksinasi. Karena Kepala Desa orang yang paham masyarakatnya sendiri.
“Tanpa melalui Kepala Desa tidak akan sukses, karena yang tahu karakter dan budaya masyarakat adalah kepala Desa,” ungkapnya.
Sedangkan persoalan kedua, lanjut Samiudin, adanya oknum yang tidak percaya akan manfaat dan fungsi vaksin. Bahkan pemahaman itu disampaikan kepada masyarakat bahwa vaksinasi bisa mengakibatkan kematian.
“Beberapa oknum di masyarakat yang mengkampanyekan vaksinasi itu haram dan bisa membuat seseorang mati karena divaksin. Ini yang menyebabkan masyarakat enggan bervaksin,” paparnya.
Menurutnya, persoalan itu juga akan berakibat kepada proses vaksinasi bagi anak usia 6-11 tahun. Yang nantinya akan dilakukan pada tahapan setelah vaksinasi masyarakat umum mencapai target dan vaksin bagi sudah datang ke Sumenep.
“Kita harus menyiapkan strategi baru selain kepala Desa juga dengan lembaga pendidikan. Termasuk bagaimana orang tua siswa mendorong anaknya ikuti vaksinasi,” tegasnya.
“Dengan dilantiknya Kades kameren, Kades juga bisa menyampaikan kepada orang tua. Supaya anaknya juga ikut vaksin,” sambungnya.
Meskipun adanya campur tangan pihak Desa, Samiudin masih pesimis capaian vaksinasi di Kabupaten Sumenep bisa menjangkau seluruh masyarakat di Kota Keris.
“Capaian vaksinasi di Sumenep mencapai 100 persen itu sulit. Mudah-mudahan vaksinasi bagi anak nantinya sukses tanpa adanya kendala apapun,” tendasnya.