Selain itu, dia juga menyoroti ketidakpastian pengetahuan manusia. Ia menyadari bahwa pandangan manusia tentang alam semesta dan dewa-dewa sangat dipengaruhi oleh kondisi dan perspektif manusia itu sendiri. Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kritisisme dan keraguan terhadap keyakinan yang diterima secara umum.
Meskipun hanya sedikit fragmen dari tulisan-tulisannya yang telah bertahan sampai saat ini, namun pemikiran Xenophanes dapat ditemukan dalam tulisannya yang berjudul “Fragmenta” atau “Buku Puisi”. Dalam karya-karyanya ini, ia menyampaikan ide-ide kosmologisnya, kritik terhadap agama Yunani, serta pemikirannya tentang sifat manusia dan alam semesta.
Salah satu kutipan terkenal dari Xenophanes adalah, “Jika sapi, kuda, atau singa memiliki tangan dan bisa menggambar seperti manusia, maka sapi akan menggambarkan Tuhan sebagai sapi, kuda sebagai kuda, dan singa sebagai singa.” Kutipan ini mencerminkan pandangannya tentang antropomorfisme dalam agama.
Meskipun pemikirannya mungkin tidak secara langsung memengaruhi filsuf-filsuf setelahnya seperti Plato atau Aristoteles, namun ia memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan filsafat di Yunani kuno dan kemudian di dunia Barat.
Kritiknya terhadap antropomorfisme agama membuka jalan bagi pemikiran rasional dan logis tentang konsep Tuhan, sementara pemikirannya tentang ketiadaan dan ketidakpastian pengetahuan manusia menjadi landasan bagi pemikiran epistemologis dan metafisik selanjutnya.