APBN Jadi Tembok Tahan Guncang di Tengah Gejolak Dunia

Madurapers
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan dalam konferensi pers bulanan APBN KiTA di Jakarta, Selasa (17 Juni 2025), saat tekanan geopolitik dan ekonomi global semakin meningkat.
Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani Indrawati menyampaikan paparan dalam konferensi pers bulanan APBN KiTA di Jakarta, Selasa (17 Juni 2025), saat tekanan geopolitik dan ekonomi global semakin meningkat. (Sumber Foto: Kementerian Keuangan RI/Biro KLI – Leonardus Oscar, H.C., 2025)

Namun, di tengah ketidakpastian tersebut, sejumlah indikator domestik Indonesia justru menunjukkan daya tahan. Kepercayaan konsumen berada di angka 117,5, penjualan ritel naik 2,6 persen, konsumsi listrik bisnis tumbuh 4,5 persen, dan sektor manufaktur naik 6,7 persen.

Pertumbuhan ekonomi nasional tetap terjaga di level 4,87 persen pada kuartal pertama 2025. Inflasi pun berhasil ditekan ke 1,6 persen secara tahunan, yang menunjukkan kestabilan harga dan pengelolaan konsumsi yang baik.

Menkeu menyatakan bahwa peran APBN sangat penting dalam menghadapi tekanan global. “Kuatnya ekonomi Indonesia ini tidak lepas dari peran APBN yang terus dikelola secara hati-hati, tapi tetap ekspansif sebagai instrumen countercyclical,” ungkapnya.

Hingga akhir Mei 2025, pendapatan negara mencapai Rp995,3 triliun dan belanja negara Rp1.016,3 triliun. Defisit hanya 0,09 persen dari PDB, dan keseimbangan primer mencatatkan surplus sebesar Rp192,1 triliun.

“Di tengah tensi global yang memuncak dan volatilitas dari pasar keuangan maupun perekonomian global, Indonesia tetap bisa menjaga stabilitas ekonomi dan juga menjaga stabilitas kebijakan fiskalnya,” tutup Sri Mulyani.