Ia menegaskan bahwa proses seleksi berlangsung ketat dan objektif. “Semuanya nilai sempurna untuk ke-30 finalis,” tegasnya dengan bangga.
Para finalis tidak berhenti di panggung final, tapi langsung bergabung dalam komunitas budaya anak Surabaya. Mereka akan menerima pelatihan promosi wisata, komunikasi publik, hingga penguatan karakter.
Program ini dirancang untuk membekali generasi muda dengan wawasan budaya dan kepemimpinan sejak dini. “Sejak kecil mereka sudah kenal mulai dari bahasa Surabayaan, bahasa Arek-an, lalu juga pariwisata dan kebudayaan di Kota Surabaya,” jelas Ning Zerlin.
Ia berharap para finalis bisa menjadi agen perubahan di lingkungannya. Nantinya mereka akan berkeliling ke berbagai sekolah dasar untuk berbagi semangat dan mengenalkan budaya lokal.
“Jadi memang setelah acara ini, tentunya mereka akan bergabung dengan kami untuk mempromosikan wisata Kota Surabaya ke sekolah-sekolah,” ujarnya lagi.
Pemilihan ini terdiri dari dua tahap penyisihan yang menantang. “Mulai dari tes public speaking, terus tes unjuk bakat sampai akhirnya terpilih hari ini,” pungkasnya.
Ajang ini menjadi ruang ekspresi sekaligus pendidikan karakter anak-anak Surabaya. Mereka tak hanya mengenakan busana tradisional, tapi juga membawa semangat baru bagi masa depan kota.