Pergerakan perempuan di Jerman dibagi menjadi tiga periode. Periode pertama tahun 1848-1860. Pergerakan ini dipelopori oleh Louise Otto-Peters yang kemudian dijuluki “Ibu dari pergerakan wanita Jerman”. Periode Kedua adalah tahun 1865-1880, dari periode ini kemudian muncul dua aliran pergerakan perempuan yang disebabkan adanya gejolak politik, yakni feminisme sosialis, dan feminisme liberalis.
Periode Ketiga 1890-1914, pada periode ini masuk pada puncak pergerakan perempuan yang ditandai dengan peran perempuan semakin diakui hingga berhasil mendirikan partai politik. Pada periode tersebut, kongres perempuan Internasional diadakan pertama kali di Berlin pada tahun 1904.
Akan tetapi pergerakan perempuan di Jerman yang sudah mapan tersebut harus kandas setelah memasuki periode NAZI yang dikepalai oleh Adolf Hitler. Perempuan Jerman yang sudah memiliki tatanan yang kuat dan posisi yang layak, harus kembali mundur saat NAZI menguasai Jerman dengan mengembalikan stigma lama, bahwa dunia perempuan adalah dunia kecil dan dunia laki-laki lebih besar dan luas.
Akibatnya, ribuan perempuan dipecat dari posisi pekerjaan yang mapan dan mengembalikan mereka pada pekerjaan rumah tangga, mengurus anak dan suami. Itulah dunia kecil perempuan menurut Adolf Hitler.
Nahasnya komitmen Hitler tersebut gugur setelah Jerman mengalami krisis pada tahun 1939, yang menghabiskan banyak korban laki-laki terutama pada Perang Dunia Pertama 1914 yang mengakibatkan terbatasnya tenaga kerja laki-laki. Dari peritiswa, NAZI mencabut kebijakan terkait perempuan dengan dunia kecilnya dan menarik perempuan-perempuan untuk bekerja lagi di bidang industri berat dan persenjataan.