Opini  

Gen Z, Terpinggirkan atau Penguasa Dunia Kerja Era Digital

Foto penulis/Arshelina Renata Adiswara

Alokasi ini dikhususkan untuk pembaharuan kurikulum dan peningkatan kualitas pengajaran di semua tingkatan. Namun disisi lain, perlu diperhatikan terkait aksesibilitas pendidikan yang belum merata dan kualitas pengajaran yang masih tertinggal di beberapa daerah terpencil menjadi tantangan yang perlu diatasi.

Selain pendidikan formal, pengembangan pelatihan vokasional menjadi prioritas untuk membekali Gen Z sebuah keterampilan yang dibutuhkan industri, dengan fokus pada keterampilan teknis dan praktis yang dapat langsung diterapkan dalam dunia kerja.

Berbagai program pelatihan vokasional telah ditingkatkan oleh pemerintah dan sektor swasta. Namun kesempatan ini masih menjadi tantangan, Gen Z terutama daerah terpencil masih kesulitan untuk mengakses pelatihan vokasional yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Satu-satunya jalan Gen Z yaitu dengan pergi keluar daerah untuk mengikuti program tersebut. Tetapi untuk pergi merantau juga membutuhkan biaya yang cukup besar, sehingga Gen Z cenderung berkelana hanya di daerahnya saja.

Terakhir, kolaborasi industri dengan lembaga pendidikan adalah strategi penting untuk memastikan ketersediaan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan sebuah program yakni MSIB ( Magang dan Studi Independen Bersertifikat). Program magang ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar tidak hanya di dalam kelas, tapi juga di lingkungan yang lebih luas, termasuk dunia kerja selain itu, program ini memberikan pengalaman kerja, mengembangkan keterampilan, dan membangun jejaring profesional.

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca