Bu Mujiati adalah satu dari 316 penjahit yang bergabung menjadi Penjahit Super tahun ini. Memasuki tahun 2022, tim Super menjangkau lebih banyak penjahit di Kota Surabaya, yang mana sebagian besar adalah Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Usaha Mikro Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan Risdiana Kusumawati menjelaskan bahwa awal kebangkitan UMKM Jahit pada saat PPDB, yang mana pada waktu itu para wali murid merasa keberatan dengan harga seragam yang ditawarkan oleh sekolah.
Hal ini disikapi oleh Wali Kota Eri dengan menantang UMKM Konveksi untuk produksi seragam sekolah dengan standar industri.
“Tantangan ini dijawab oleh UMKM Konveksi dengan melakukan produksi kembali. Agar tidak hanya mendapat order tetapi saling memberdayakan sesama UMKM, akhirnya mereka bergabung dalam koperasi yang diberi nama program Surabaya Perkasa (Super),” kata Risdiana.
Dengan adanya sinergi ini, para UMKM terutama konveksi bisa mendapatkan akses permodalan, bisa mendapatkan harga pembelian yang murah karena pembelian dikoordinir menjadi satu oleh Koperasi, dan mereka bisa menjual dengan harga yang lebih kompetitif.
“Keuntungan yang lain adalah mereka mendapat tambahan keterampilan dengan cara menjual di marketplace, serta tambahan penghasilan karena produk mereka tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat Surabaya saja tetapi oleh masyarakat dari manapun,” kata dia.