Tokoh  

Mohammad Tabrani: Pahlawan Bahasa Indonesia dari Pamekasan, Madura

Mohammad Tabrani, seorang pahlawan nasional yang melambangkan semangat pejuang Bahasa Indonesia (Dok. Madurapers, 2024).
Mohammad Tabrani, seorang pahlawan nasional yang melambangkan semangat pejuang Bahasa Indonesia (Dok. Madurapers, 2024).

Namun, perjuangan Tabrani tidak berhenti di situ. Pada Kongres Pemuda Pertama yang diselenggarakan pada 30 April hingga 2 Mei 1926, Tabrani menolak gagasan Mohammad Yamin yang mengusulkan penggunaan Bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan. Dengan gagah berani, Tabrani mempertahankan pandangannya bahwa bahasa persatuan haruslah Bahasa Indonesia. Baginya, menggunakan Bahasa Melayu akan menciptakan kesan imperialisme yang tidak sesuai dengan semangat kemerdekaan bangsa Indonesia.

Dalam sebuah catatan otobiografi yang berjudul “Anak Nakal Banyak Akal”, Tabrani menegaskan, “Kemerdekaan bangsa dan Tanah Air kita Indonesia ini terutama akan tercapai dengan jalan persatuan anak Indonesia yang antara lain terikat oleh Bahasa Indonesia.” Ungkapan itu menggambarkan kesungguhan dan keyakinannya akan peran penting Bahasa Indonesia dalam merajut persatuan bangsa.

Meskipun perdebatan antara Tabrani dan Yamin tidak mencapai kesepakatan pada Kongres Pemuda Pertama, namun semangat Tabrani tetap berkobar. Pembahasan mengenai bahasa ditunda hingga Kongres Pemuda Indonesia II pada tahun 1928. Namun, jasa-jasanya telah meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Tak hanya sebagai seorang jurnalis, Tabrani juga merupakan simbol semangat perjuangan dan keteguhan hati dalam menghadapi tantangan. Ia adalah contoh nyata bahwa keberanian dan kesetiaan pada nilai-nilai luhur dapat mengubah arah sejarah sebuah bangsa. Meskipun telah tiada, namun semangatnya tetap hidup dalam setiap kata dan tindakan para pejuang bahasa dan kemerdekaan.

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca