Selanjutnya, terangnya, “Data-data dari Komnas HAM ini dapat membantu agar penyelenggara yang terpilih adalah individu yang bebas dari riwayat kekerasan.”
Hal ketiga, lanjut Magister Hukum dari Universitas Pakuan Bogor ini, Bawaslu mendukung program kampanye JITU (jeli, inisiatif, toleran, ukur) sebagai kampanye publik yang digagas Komnas Perempuan pada pemilu 2009 untuk menggerakkan kampanye pemilih yang cerdas dan bersih sebagai bentuk yang perlu didukung.
“Apakah memungkinkan nanti dibuat sinergisitas antara pengawasan partisipatif dengan kampanye JITU? Bawaslu sendiri saat ini tengah memperkuat forum-forum warga, harapannya nanti bisa berkolaborasi di ruang-ruang tersebut” jelas dia.
“Hal keempat, sebut Lolly, perlu kerja sama dengan berbagai pihak dalam menangkal kekerasan gender berbasis siber. Bawaslu,” ungkapnya.
Selain sudah membangun komunikasi dengan kementerian dan lembaga terkait juga dengan multi platform media sosial, juga tengah membangun aplikasi Komunitas Digital Pengawasan Partisipatif “Jarimu Awasi Pemilu” sebagai ruang percakapan digital yang sehat mengenai demokrasi yang di dalamnya terdiri dari banyak pihak.
“Penting juga untuk melalukan kolaborasi,” tuturnya.
Perlu diketahui, dalam pertemuan ini, sejumlah pimpinan Komnas Perempuan hadir seperti Wakil Ketua Internal Komnas Perempuan Olivia Chadidjah Salampessy didampingi dua komisioner Komnas Perempuan lainnya, yakni Veryanto Sitohang dan Bahrul Fuad.