Salah Satu Warga Sumenep Lapor Polisi Karena Dianiaya, Pihak Polres Mengaku Belum Mengetahui

Ilustrasi (Istimewa)

Saat ingin bersalaman dan tidak diterima, korban mengaku duduk santai di dekat M. Akan tetapi berlanjut semakin memanas, yaitu kerabat M mulai memaki korban, bahkan hingga mengajak korban untuk carok (berkelahi, red.).

Adapun permalasahan yang terjadi antara korban dan M adalah buntut dari Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahun 2020 lalu.

“Awalnya saya bertemu dengan M, saya bersalaman untuk minta maaf atas insiden yang sudah berlalu. Saat saya duduk santai, kemudian kerabat keluarga M ini memaki dan bawa-bawa nama orang tua saya. Bahkan sampai nantang carok (berduel, red.) sama saya,” jelasnya.

Karena kondisi sudah mulai memanas, maka korban kembali masuk ke ruang Puskesmas. Akan tetapi saat sampai ke pintu masuk Puskesmas, tiba-tiba korban dipukuli sejumlah orang yang diduga teman M.

“Malam Kamis itu saya di keroyok di Puskesmas Bluto, mereka menanyakan nama saya, ya saya bilang Sanimo. Tapi pihak M menolak bersalaman dengan saya. Padahal niat saya hanya ingin minta maaf saja,” katanya.

Akibatnya, korban menjadi babakbelur bahkan hingga kehilangan telepon genggam serta uang sejumlah Rp 400 ribu, ditafsirkan seluruh kerugiannya senilai Rp 1 juta 800 ribu.

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca