“Target utama kami memang mahasiswa, karena kami adalah pasar yang dinamis, suka mencoba hal baru, dan mayoritas doyan seblak,” ujar Winda, dengan penuh keyakinan.
Kini, “Seblak Gacor” tak hanya menjadi warung jajanan biasa, tapi juga simbol ketekunan dan semangat pantang menyerah.
Menurutnya, jalan menuju kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Namun, mereka tetap berusaha mengumpulkan modal awal, Mufarrohah dan Winda rela menjadi ojek selama lebih dari sebulan. Keringat dan kerja keras mereka terbayar lunas ketika warung yang awalnya hanya tenda kecil kini menghasilkan puluhan juta rupiah setiap bulannya.
“Saya tidak ingin menyusahkan orang tua. Saya lebih suka menghasilkan sendiri, meskipun harus memulai dari nol,” tutur Mufar.
Winda pun menambahkan, ia tidak mau menyia-nyiakan masa muda saya. Selama bisa, pihaknya akan berjuang dan membuktikan bahwa bisa berdiri di atas kaki sendiri.
Kedua mahasiswi UTM ini tak hanya cemerlang dalam berwirausaha, tapi juga di bidang akademik dan organisasi. Mufarrohah adalah mahasiswa berprestasi dengan deretan penghargaan, seperti Juara 1 Business Plan Competition tingkat Jawa Timur, Juara 3 Orasi Mahasiswa se-Indonesia, hingga penerima beasiswa prestasi UTM.
Kemudian, Winda tak kalah membanggakan, dengan prestasi Juara 1 Lomba Bahasa Inggris tingkat Madura. Keduanya juga aktif di berbagai organisasi, baik internal kampus seperti HMP, BEM KM, dan DPM, maupun eksternal seperti Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), membuktikan bahwa mereka mampu membagi waktu antara bisnis, akademik, dan aktivitas sosial.