Jakarta – Totok Amin Soefijanto, Ed.D. memandang bahwa pada dasarnya kita tidak boleh menggantungkan diri pada teknologi, karena teknologi bisa saja salah. Hal ini disampaikannya dalam Seminar Internasional sebagai Rangkaian Dies Natalis ke-26 Universitas Paramadina bekerjasama dengan Universitas Kebangsaan Malaysia dengan tema āPembelajaran Inovatif di Era Digital: Tantangan & Strategiā. Acara yang bertempat di Aula Universitas Paramadina Kampus Cipayung dan dimoderatori oleh Dr. Devi Wulandari, Senin (5/2/2024).
Totok yang juga Dosen Universitas Paramadina ini mengingatkan bahwa kampus merupakan salah satu institusi yang terancam di masa depan. āAgar tidak terjadi demikian, manusia harus mengatur waktu dalam penggunaannya, mengatasi gangguan digital dan lain sebagainyaā tuturnya.
Kinerja dari guru atau tenaga pendidik, lanjut Totok, sangat berpengaruh bagi orang tua dan murid atau mahasiswa. āTerkadang saya sendiri sewaktu menjabat sebagai wakil rektor sempat menangani berbagai permasalahan sebagai contoh padahal mahasiswa yang bersalah sehingga mengulang mata kuliah, akan tetapi yang disalahkan adalah dosen dan pihak universitasā kata Totok.
Ia juga menekankan bahwa beberapa hal yang dapat mendorong anak menjadi lebih aktif dan berpikir kritis adalah melakukan kolaborasi, interaksi, serta aktivitas pendukung lainnya.
Prof. Dr. Novel Anak Lyndon dosen di Universitas Kebangsaan Malaysia memaparkan prediksi mengenai beberapa negara yang akan sangat berhasil kedepannya adalah Cina dan India. “Perbedaan culture, value dan berbagai hal lainnya dalam sebuah negara harus disatukan dan dicetuskan menjadi suatu hal yang dapat dijadikan acuan dan tujuan” kata Novel.