“Kalau pertanyaannya salah pengucapan/pelafalannya, maka pertanyaan itu bisa tidak dipahami. Ketika pertanyaan tidak dimengerti, maka tidak bisa dijawab dengan tepat dan benar,” ungkap Wahyudi.
Menurut Wahyudi, salah satu peneliti di Lembaga studi Perubahan dan Demokrasi (LsPD), orang pintar biasanya tidak akan menjawab pertanyaan yang salah. Hal ini karena kalau dijawab pertanyaan yang salah, jawabannya potensial salah juga.
Karena “SGIE” adalah singkatan/akronim dari istilah “State of the Global Islamic Economy”, kata Wahyudi, maka singkatan/akronim ini seharusnya diucapkan/dilafalkan dalam pengucapan/pelafalan (pronunciation) Bahasa Inggris. Jadi, jangan menggunakan pengucapan/pelafalan Bahasa Indonesia.
Kata Wahyudi pria enerjik asal dari Madura ini lebih lanjut, berbeda apabila singkatan itu barasal dari istilah Bahasa Indonesia, maka ketika diucapkan dengan pengucapan/pelafalan Bahasa Indonesia adalah tepat dan benar.
Terlepas dari kepentingan politik tertentu di Pilpres 2024, Wahyudi mengajak semua kalangan terkait Debat Pilpres 2024 untuk menggunakan singkatan istilah sesuai dengan pengucapan bahasa aslinya,
“Marilah membuat pertanyaan itu dengan tepat dan benar sesuai dengan pengucapan asal bahasa peristilahannya. Agar tidak muncul kesan di publik, Debat Cawapres menjadi ajang saling menjatuhkan antarCawapres Pilpres 2024”.
Ingat kata Wahyudi,” Debat Cawapres Pilpres 2024 bukan cerdas cermat anak sekolahan. Ini adalah forum debat antarCawapres berkaitan dengan permasalahan negara-bangsa Indonesia, yang tentu dijelaskan dalam visi, misi, dan program kerja Cawapres tersebut.”