Jakarta – Pelanggaran-pelanggaran dan penyelewengan sudah terjadi, sehingga tidak dapat diubah lagi. Tetapi kampus harus terus mendorong setiap permasalahan mengenai kecurangan-kecurangan dalam pemilu.
Demikian disampaikan Pipip A. Rifai Hasan dalam diskusi yang diselenggarakan Universitas Paramadina, PIEC dan Yayasan Persada Hati yang mengangkat tema “Puasa dan Introspeksi Kebangsaan”. Acara ini diadakan di Universitas Paramadina Cipayung pada Jumat (22/3/2024), dimoderatori oleh Taufik Hidayatullah.
Masih menurut Pipip yang juga merupakan Ketua Paramadina Institute of Ethics and Civilization (PIEC) bahwa pada saat momen puasa ini seharusnya dapat melahirkan perilaku sesuai ajaran islam.
“Puasa yang tidak hanya bersifat ritual saja tetapi juga dengan konsekuensi sosial. Sebenarnya suara yang ada saat ini mengenai pemilihan presiden dan lain sebagainya, seharusnya sudah ada suara dan gagasan dari kampus sejak awal,” katanya.
Handi Risza Idris, Wakil Rektor Universitas Paramadina memandang bahwa Paramadina sebagai sebuah lembaga tempat untuk menyampaikan berbagai aspek mengenai pemikiran-pemikiran kebangsaan.