Untuk menghindari kejadian yang serupa dengan Venezuela tersebut, maka negara-negara yang sebelumnya bergantung pada ekonomi perminyakan merombak kembali tatanan ekonomi negara pada pendapatan selain dari kekayaan minyak seperti yang terjadi pada Saudi Arabia ini.
Perubahan arah perekonomian di Saudi Arabia terjadi setelah Muhammad bin Salam (MBS) dinobatkan sebagai Putra Mahkota pada tahun 2016. Di tangan MBS ini Arab Saudi direncanakan akan menganut sistem Islam yang semakin moderat, di mana kondisi budaya dan sosial yang dicap ultra konservatif menjadi semakin longgar.
Ini semata-mata untuk mengubah haluan dari yang awalnya ekonomi bergantung terhadap minyak alam menjadi transportasi dan logistik nasional. Rencana yang dimulai dari tahun 2016 ini diharapkan berhasil pada tahun 2030, dimana tahun tersebut merupakan tahun target berhasilnya SDGs (Sustuinable Divelopment Goal’s) yang direncanakan oleh PBB sebagai PR bagi negara-negara yang bergabung dengan PBB untuk kesejahteraan masyarakat Internasional.
Untuk mencapai keberhasilan terbut, Saudi Arabia perlu mengikutsertakan semua kalangan masyarakat yang ada di Saudi Arabia, baik laki-laki maupun perempuan. Dari situlah ada perubahan-perubahaan konstruksi sosial yang sebelumnya sangat kaku menjadi lebih terbuka, terutama terhadap perempuan yang sebelumnya seperti hidup di dalam sangkar kini menjadi lebih bebas mengambil peran dalam lingkup sosialnya.
Besar harapan MBS di tahun 2030 untuk menjadikan Saudi Arabia menjadi negara yang moderat dan ekonominya menjadi lebih fleksibel tidak hanya berfokus pada minyak bumi yang tidak dapat diperbaharui. Akan tetapi, perubahan-perubahan ekonomi-sosial yang dirubah untuk mencapai target pada tahun 2030 akan dijelaskan pada poin berikut.