Budaya  

Game Online Berdampak Buruk pada Kesehatan Mental Anak

Game online di aplikasi Play Store
Game online di aplikasi Play Store (Dok. Madurapers, 2023).

Bangkalan – Era terkini, game online lebih digemari anak-anak daripada permainan tradisional. Senang, dinamis, dan penuh tantangan diantara faktor penyebabnya, Senin (6/2/2023).

Namun, ketika kecanduan anak akan bermasalah. Menurut Kevin Guerada dari Universitas Manila, Filipina, kecanduan game online berdampak buruk terhadap keehatan mental anak.

Seseorang anak dapat didiagnosis kecanduan game oleh psikolog/psikiater ketika memiliki pola bermain game yang cukup parah.

Pola bermain game seperti ini berdampak buruk (negatif) pada dirinya, keluarganya, sosial, pendidikan, pekerjaan, dan hal-hal penting lainnya.

Psikolog/psikiater biasanya baru bisa memberikan diagnosis setelah pola kecanduan game seseorang (anak, red.) berlangsung setidaknya selama 12 bulan (1 tahun).

Meski demikian, syarat waktu tersebut bisa dipersingkat jika dampak buruk bermain game dalam kesehariannya sudah sangat jelas.

Dampak buruk kecanduan game online pada anak diwujudkan melalui kurangnya fokus pada aktivitas sehari-hari lainnya, kurangnya perhatian di kelas, dan terus memikirkan game.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di bawah PBB telah menetapkan kecanduan game online tersebut sebagai salah satu jenis gangguan mental.

Kecanduan game ini juga bisa terjadi dengan gangguan mental lainnya, seperti stres, depresi, dan gangguan kecemasan.

Berbagai upaya dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan jiwa. Upaya ini seperti melakukan aktivitas fisik dan tetap aktif secara fisik, membantu sesama dengan ikhlas untuk menjaga pikiran positif.

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca