Surabaya – Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Jawa Timur (Jatim), menurut hasil survei Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim naik di awal tahun 2023, Kamis (2/2/2023).
Di bulan Januari 2023 kenaikan NTP di Jatim, yang memiliki lahan sawah terluas di Indonesia, sebesar 1,22 persen dari 105,13 menjadi 106,41.
Peyebab kenaikan NTP ini karena indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 1,80 persen lebih tnggi dibandingkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya naik sebesar 0,57 persen.
Pada bulan Januari 2023, dua subsektor pertanian mengalami kenaikan NTP dan tiga subsektor lainnya mengalami penurunan NTP.
Subsektor yang mengalami kenaikan NTP terbesar terjadi pada subsektor Hortkultura dan diikuti subsektor Tanaman Pangan.
Kenaikan subsektor Holtikultura sebesar 4,16 persen dari 111,86 menjadi 116,52, sedangkan subsektor Tanaman Pangan sebesar 2,38 persen dari 105,02 menjadi 107,51.
Subsektor yang mengalami penurunan NTP terbesar terjadi pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan diikut subsektor Perikanan dan Peternakan.
Penurunan Tanaman Perkebunan Rakyat sebesar 2,64 persen dari 104,12 menjadi 101,37, subsektor Perikanan sebesar 2,07 persen dari 101,96 menjadi 99,85, sedangkan subsektor Peternakan sebesar 1,30 persen dari 102,96 menjadi 101,62.
Dari lima provinsi di Pulau Jawa yang melakukan penghitungan NTP pada bulan Januari 2023, seluruhnya mengalami kenaikan NTP.