Tokoh  

Ahmad Hassan Tokoh Utama Persis

Foto Ahmad Hassan (sumber: Persis).

Ahmad Hassan merupakan salah satu tokoh utama Persatuan Islam (Persis). Organisasi ini didirikan pada hari Kamis, 12 September 1923 M/1 Shafar 1342 H di kota Bandung, Jawa Barat, Hindia Belanda.

Berdirinya organisasi ini dilatar-belakangi dengan terbentuknya kelompok tadarusan (kelompok kajian agama Islam) di kota Bandung yang dipimpin oleh K.H. Zamzam dan K.H. Muhammad Yunus. Kelompok tadarusan ini kemudian secara resmi mendirikan organisasi yang diberi nama Persatuan Islam.

Organisasi ini dapat dikatakan sebagai salah satu representasi gerakan modern Islam di nusantara. Gerakan ini muncul seiring lahirnya kesadaran nasional yang diwujudkan dalam pergerakan nasional.

Tujuan berdirinya organisasi ini untuk memberikan pemahaman Islam yang sesuai dengan aslinya, yang dibawa oleh Rasulullah s.a.w., dan memberikan pandangan yang berbeda dari pemahaman Islam tradisional, yang dianggap sudah tidak orisinil. Asas organisasi ini adalah syariat Islam berlandaskan pada al-Quran dan al-Sunnah.

Ahmad Hassan nama aslinya Hassan bin Ahmad. Ahmad Hassan sering juga dipanggil/dikenal publik dengan panggilan Ahmad Bandung, Ahmad Bangil, dan Hassan Bandung.

Dia lahir di Singapura, pada hari Rabu, 31 Desember 1887 dan wafat di Surabaya, pada hari Senin, 10 November 1958, pada usia 71 tahun. Bapak-ibu Ahmad Hasan berasal dari campuran Indonesia-India.

Bapaknya bernama Ahmad Sinna Vappu Maricar (bergelar Pandit) berasal dari Tamil, India. Ibunya bernama Muznah berasal dari Palekat, Madras, yang lahir di Surabaya, Indonesia. Mereka (bapak-ibu Ahmad Hassan) menikah di Surabaya dan menetap di Singapura.

Ahmad Hassan pernah mengenyam pendidikan sekolah dasar di Singapura, tapi tidak sampai tamat karena kesibukannya membantu pamannya berdagang. Selebihnya, Ahmad Hassan banyak menempuh pendidikannya di jalur informal dan non formal pada bidang keagamaan, seperti, di masa kecilnya, dia belajar al-Quran kepada bapaknya, ilmu agama kepada Haji Ahmad, Muhammad Thaib, dan Abdullah Masnawi.

Pada tahun 1921 Ahmad Hassan merantau ke Surabaya untuk berdagang dan mengurus toko milik pamannya, Abdul Latief. Di Surabaya dia berteman dan berkenalan dengan tokoh-tokoh pergerakan nasional, diantaranya H.O.S. Tjokroaminoto, Sangaji, H. Agus Salim, K.H. Abdul Wahab Hasbullah, dan Ir. Soekarno.

Pergaulannya dengan tokoh pergerakan nasional tersebut dan minatnya yang tinggi pada pemikiran Islam membuat usahanya di Surabaya mengalami kemunduran. Atas saran temannya, Ahmad Hassan untuk mempelajari penenunan pemerintah di Bandung.

Di Bandung inilah Ahmad Hassan berteman akrab dengan Muhammad Yunus, tokoh pendiri Persis, suatu organisasi Islam yang konsern pada penelaahan dan pengkajian Islam. Puncaknya, tahun 1926 Ahmad Hassan aktif di Persis dan perusahaan tenunnya terpaksa ditutup, alias gagal.

Ahmad Hassan banyak melahirkan tokoh-tokoh besar di Indonesia. Tokoh-tokoh tersebut, diantaranya adalah Mohammad Natsir, K.H. Isa Anshory, K.H.E. Abdurahman, dan K.H. Rusyad Nurdin. Selain itu, dia memberikan andil terhadap pemikiran keislaman Ir. Soekarno. Ir. Soekarno suka membaca buku dan majalah karya Ahmad Hassan, serta sekaligus teman diskusinya terkait masalah agama dan nasionalisme.