Opini  

Aktualisasi E-MU dalam Kemandirian dan Kesejahteraan Ekonomi Madura

Ilustrasi foto oleh Madurapers
Istimewa

Bangkalan – Indonesia merupakan negara agraris dan maritim yang terdiri atas 34 provinsi, 16.056 pulau, dan 265 juta jiwa dari berbagai macam suku bangsa dan agama. Penduduk di Indonesia sangatlah padat, sehingga masyarakatnya memiliki profesi yang berbeda-beda. Telah kita ketahui bersama Indonesia merupakan negara berkembang, di mana pertumbuhan perekonomian masih kalah saing dengan negara-negara maju.

Saat ini Indonesia masih berjuang dalam meningkatkan perekonomian dengan berbagai cara, mulai dari kegiatan ekspor dan impor, UMKM, pengelolaan sumber daya yang produktif, serta pengoptimalan program kerja pemerintah dalam menunjang perekonomian untuk lebih maju demi kesejahteraan bangsa Indonesia.

Pada tahun 2019, perkembangan perekonomian di Indonesia berkembang pesat. Faktor ini, salah satunya, dikarenakan Indonesia telah bergabung dalam pasar bebas ASEAN.

Perlu diingat bahwa kondisi ekonomi global saat ini sedang goyah akibat situasi pandemi Covid-19 yang telah melumpuhkan sektor ekonomi. Hampir seluruh negara-negera berada pada garis keterpurukan ekonomi di mana sektor industri mengalami kelumpuhan.

Salah satu daerah yang mengalami kelumpuhan perekonomian adalah Madura. Madura terdiri dari Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. Keempat kabupaten tersebut sedang mengalami ketimpangan neraca perekonomian.

Penyebab kesenjangan ekonomi terjadi karena banyak faktor, salah satunya, konsumsi rumah tangga terus meningkat akan permintaan, sehingga menambah beban pengeluaran setiap anggota keluarga.

Ketimpangan tersebut tidak diimbangi dengan pemasukan untuk ekonomi mereka, sehingga bisa memicu terjadinya ketimpangan perekonomian. Masalah lain yang harus dihadapi di Madura yaitu minimnya lapangan kerja yang dapat menyerap Sumber Daya Manusia (SDM).

Akhirnya, angka pengangguran kian meningkat dari tahun ke tahun. Melihat dari aspek permasalahan perekonomian masyarakat Madura tidaklah cukup mengandalkan instansi-instansi yang ada saat ini.

Jalan keluar yang dapat dilakukan yaitu dengan pemanfaatan teknologi untuk UMKM. Hal ini dikarenakan UMKM merupakan sektor industri dalam bidang perekonomian yang sehat serta minimnya dampak krisis global. Semakin berkembangnya teknologi dan daya saing UMKM, maka akan mengalami transisi dari sistem offline menjadi online.

Pemanfaatan elektronik atau teknologi digital diharapkan mampu memberikan sumbangan positif terhadap masyarakat Madura dan menunjang kesejahteraan ekonomi Madura yang masih tertinggal.

Sehingga masyarakat Madura diharapkan memanfaatkan teknologi digital sebagai suatu peluang atau jembatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masyarakat Madura dituntut untuk membuka lapakan pekerjaan sendiri melalui home industri.

Telah kita ketahui bersama bahwa laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020-2024 ditargetkan berkisar pada 5,7-6,0%, yang mana selanjutnya diharapkan dapat membuka lapangan kerja.

Oleh sebab itu, pertumbuhan ekonomi harus dijaga konsistensinya dalam jangka waktu yang relatif panjang. Adapun beberapa tahapan untuk menganalisis permasalahan ekonomi masyarakat Madura, penulis menggunakan analisis SWOT untuk memudahkan memahaminya.

Penulis: Luluk Illiyah adalah mahasiswi STAI Syaichona Moh. Kholil Bangkalan dan beralamat Desa Bilaporah, Kec. Socah. Kab. Bangkalan. Email- Lulukilliyah130@gmail.comEditor: Moh. Ridlwan