Bangkalan – Beriman kepada Allah S.W.T., bukan hanya sebatas mengucapkan dua kalimat syahadat atau kalimat syahadat, tapi harus dibuktikan dengan tindakan nyata sesuai dengan perintah Allah S.W.T.
Kalimat syahadat ini merupakan rukun Islam yang pertama. Kalimat ini merupakan prinsip dasar yang menjadi penentu keabsahan (diterima atau tidak) amalan manusia sebagai hamba Allah S.W.T.
Amalan akan sah dan diterima oleh Allah S.W.T., apabila dilakukan dengan keikhlasan hanya karena Allah S.W.T., dan mengikuti (mutâba’ah) sunnah Rasulullah Muhammad s.a.w.
Namun demikian, orang beriman kepada Allah S.W.T., dengan mengucapkan dua kalimat kesaksian (Allah dan Rasul), harus sesuai dengan perilaku dan sikapnya (amalan) sebagai bukti nyata atas keimananNya. Implementasi amalan tersebut tentu harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah S.W.T.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA (UAH), jika ada orang yang mengatakan bahwa dirinya beriman atau yakin tanpa ragu kepada Allah S.W.T., pada setiap ketentuanNya yang dibawa dan ditunjukkan oleh Rasulullah Muhammad s.a.w., maka pembuktiannya dapat dilihat pada amal shalehnya.
Lalu, amal shaleh seperti apa yang dapat dijadikan sebagai pembuktian bahwa orang itu beriman kepada Allah S.W.T? Berikut penjelasan UAH yang dilansir Madurapers dari video UAH di laman YouTube https://youtu.be/w_GeZ7kvpa4 yang diunggah pada hari Kamis, 19 Agustus 2021.
UAH menjelaskan bahwa pembuktian orang beriman kepada Allah S.W.T., dapat dilihat ciri iman orang itu dari amal shalehnya. Amal shaleh tersebut terlihat pada amalan ritual dan amalan sosialnya. Kedua amalan ini tampak pada perilaku dalam kehidupan orang yang mengatakan beriman tersebut.