Korean Wave Berhasil Menciptakan Budaya Baru di Dunia Internasional melalui Diplomasi Kebudayaan

Ma’iyah Arrosyid (Foto: Istimewa)

Budaya atau kebudayaan menurut Edward Burnett Tylor (1832-19721) merupakan sistem kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, kemampuan, serta kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat. Setiap tempat, daerah atau negara tentu akan memiliki kebudayaan yang berbeda.

Diplomasi merupakan bentuk seni dari cara negara dalam melakukan dialog untuk bernegosiasi dalam kerjasama antar negara. Praktek diplomasi ini dilakukan untuk mencapai tujuan yang menguntungkan negara atau national interest dari satu negara kepada negara yang lain. Sementara diplomasi kebudayaan sendiri adalah suatu praktik pemerintah di mana mereka  menggunakan kebudayaan untuk mencapai kepentingan negerinya.

Tujuan dari diplomasi kebudayaan suatu negara bertujuan untuk mencapai kesepahaman bersama, memerangi etnosentrisme dan stereotype, serta pencegahan terhadap konflik. Selain itu, diplomasi kebudayaan juga memiliki fungsi objektif yang di antaranya meningkatkan perdagangan, politik, dan kepentingan ekonomi serta membangun hubungan bilateral, termasuk di dalamnya, ekonomi, budaya, perdagangan, dan elemen diplomatik, menghubungkan kelompok diaspora, dan juga membantu dalam menjaga hubungan bilateral pada saat ketegangan antara dua negara.

Keberhasilan sebuah negara dalam melakukan praktik diplomasi kebudayaanya dilihat dari segi pengaruh penyebaran kebudayaan negaranya di negara lain. Salah satu tandanya yaitu minat masyarakat dalam mempraktikan kebudayaan negara tersebut pada kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga membangun minat masyarakat untuk bisa menjadi bagian dari kebudyaan tersebut lebih banyak ketimbang kebudayaanya sendiri.

Salah satu negara yang cukup berhasil mempraktikkan diplomasi kebudayaanya adalah Negara Korea Selatan dengan Hallyu atau Korean Wive-nya yang biasa dikenal dengan K-Pop dan K-Drama. Hallyu mulai dikenal oleh negara lain pada tahun 1990. Saat itu, Hallyu masih populer di dua negara Asia, China dan Jepang. Di abad 1990, Hallyu dikenal sebagai gelombang pertma yang berakhir pada tahun 2000.

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Kumparan.co bahwa gelombang kedua dari Korean Wive itu ada pada pertengahan tahun 2000-an di mana Hallyu sudah masuk di Asia Selatan dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tahun 2010, Hallyu sudah berhasil menguasi pasar hiburan di dunia dengan ditandai masuknya Hallyu ke Eropa, Australia, Amerika dan Afrika. Kata Hallyu sendiri diambil dari bahasa China yang memiliki arti gelombang Korea. Istilah kata ini muncul saat hiburan korea masuk ke China setelah Korea mengadakan hubungan diplomatik dengan China.

Di Indonesia, sebelum Hallyu terkenal di dunia hiburan, ada satu hiburan lagi yang berasal dari India bernama Bollywood. Industri film dari Bollywood pada masanya juga sering tayang di layar lebar bahkan di stasiun televisi dan menjadi teman santai orang-orang Indonesia dalam sehari-hari.

Seiring berjalanya waktu, eksistensi Bollywood menjadi redup dan posisinya digantikan oleh Hallyu bahkan di negara produsen sendiri terutama sejak pandemi menyerang. Ini dikarenakan produksi film menjadi terhambat karena adanya covid-19.