Caleg PPP Marah di Sekretariat PPK Kwanyar, Geram karena Diduga Suaranya Berkurang

Tangkapan layar caleg PPP Dapil Bangkalan VI lagi marah di Sekretariat PPK Kwanyar Kabupaten Bangkalan
Tangkapan layar caleg PPP Dapil Bangkalan VI lagi marah di Sekretariat PPK Kwanyar Kabupaten Bangkalan (Sumber foto: Tribun, 2024).

Bangkalan – Sebuah kejadian mengejutkan terjadi di Sekretariat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kwanyar, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur pada Jumat (23/2/2024) kemarin. Seorang calon legislatif (caleg) dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Sonhaji, di Daerah Pemilihan (Dapil) Bangkalan VI, tampak sangat emosi dan marah, Sabtu (24/2/2024).

Sonhaji, yang merupakan caleg PPP dari Dapil Bangkalan VI, tiba di Sekretariat PPK Kwanyar bersama dengan lebih dari 50 orang pendukungnya. Mereka semua tampak sangat marah dan tak terima dengan dugaan perubahan hasil suara yang telah terjadi pada saat pemungutan suara.

Situasi semakin memanas ketika Sonhaji bahkan menggebrak meja di depan Ketua dan Anggota PPK Kwanyar, Bangkalan. Dia merasa geram karena diduga perolehan suaranya telah berubah tanpa alasan yang jelas. “Aku mengalah terus, tetapi bukan tidak tahu,” kata Sonhaji, megutip dari Tribun dengan nada suara yang terdengar penuh emosi setelah kejadian tersebut.

Ketegangan dalam audiensi itu berhasil diredam setelah Kapolsek Kwanyar, AKP Mansyur, berusaha menenangkan Sonhaji dan pendukungnya. Sebelumnya, massa pendukung Sonhaji bahkan telah menggelar aksi protes sebagai bentuk ketidakpuasan terhadap PPK Kwanyar terkait dugaan perubahan hasil suara di tingkat desa.

Dapil Bangkalan VI sendiri meliputi beberapa kecamatan di Bangkalan, yaitu Tragah, Kwanyar, Labang, dan Kamal. Namun, beberapa hari sebelumnya, nama Sonhaji tidak termasuk dalam daftar 8 (delapan) nama yang diprediksi akan menduduki kursi DPRD Bangkalan. Hal ini membuat kekecewaan tersendiri bagi Sonhaji dan timnya.

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca