Surabaya – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya telah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan RI (Kemendag) untuk menstabilkan harga minyak goreng di pasaran, Kamis (9/2/2023).
Bahkan, dalam waktu dekat, dikutip dari Pemkot Surabaya, Kemendag RI akan menggelontorkan Minyakita ke pasar-pasar tradisional di Kota Surabaya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, selama ini pedagang pasar tradisional mengaku kesulitan mendatangkan Minyakita karena terkendala aplikasi.
Sebab, untuk bisa menjual Minyakita, pedagang harus mendaftar dahulu melalui aplikasi SIMIRAH (Sistem Informasi Minyak Goreng Curah).
“Minyakita sudah kita koordinasikan dengan Pak Mendag (Menteri Perdagangan) dan kita rapatkan dengan direkturnya,” kata Wali Kota Eri Cahyadi, Rabu (8/2/2023).
Lwbih lanjut, “Ternyata dalam Minyakita itu setiap pengusaha harus mendaftar ke dalam aplikasi. Nah, pengusaha ini kan tidak punya kemampuan (mendaftar aplikasi),” katanya.
Maka dari itu, Wali Kota Eri memastikan, bahwa Pemkot Surabaya akan memberikan pendampingan bagi pedagang yang akan menjual Minyakita.
Karena secara aturan, setiap pedagang yang menjual produk Minyakita harus mendaftar dulu melalui aplikasi SIMIRAH.
“Pak Mendag juga sudah menyampaikan bahwa pihaknya akan menggelontorkan Minyakita itu,” katanya.
“Karena pada waktu sidak ke Surabaya terkait beras, kita sudah bisa menahan (menstabilkan) berasnya. Kita sampaikan juga terkait dengan minyak, langsung beliau rapat di Pemkot dengan menugaskan direkturnya,” katanya lebih lanjut.
Di sisi lain, Wali Kota Eri Cahyadi juga menyatakan, jika Pemkot Surabaya akan terus intens melakukan monitoring harga Bahan Pokok (Bapok), khususnya minyak goreng dan beras di lapangan.
Termasuk pula melakukan pengawasan pedagang yang menjual produk Minyakita di atas HET.
“Kalau Pemkot hanya melakukan cek (monitoring) lapangan, siapa yang menjual (Minyakita) di atasnya HET,” jelas Wali Kota.
“Tapi yang melakukan penindakan adalah Satgas Pangan (provinsi) dan kita bukan termasuk Satgas. Tugas kita (pemkot) adalah bagaimana ketika ada (harga Bapok) yang tinggi, maka kita akan lakukan operasi pasar dan tindakan lainnya,” jelasnya lebih lanjut
Sebelumnya, saat meninjau Pasar Tambahrejo Surabaya pada Senin, (6/2/2023) lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyatakan jika harga Bapok di pasar tradisional Surabaya stabil. Namun, ia mengakui jika keberadaan Minyakita mulai langka di pasaran.
“Minyakita sudah sedikit, harganya Rp15.000, padahal HET itu Rp14.000 paling mahal. Inilah yang kita selesaikan, mudah-mudahan dua minggu mendatang teratasi,” kata Mendag Zulkifli.
Menurut dia, terdapat sejumlah hal yang menyebabkan Minyakita langka di pasaran. Di antaranya adalah karena harganya lebih murah, sehingga warga banyak yang beralih dari premium ke Minyakita. Juga, dikarenakan banyak warga yang memborong Minyakita melalui pembelian online.
“Mudah-mudahan dua minggu ini bisa kita atasi. Satu, jualan online nanti tidak boleh lagi, karena online nanti borong. Sekarang akan diutamakan ke pasar dan belinya harus pakai KTP, agar satu orang tidak borong, jual lagi,” sebutnya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.