Miris! Pelayanan Pasien BPJS di RSUD Syamrabu Bangkalan Buruk, Begini Kata Kades Banyoneng Dajah

Tampak tempat administrasi jalur mandiri maupun BPJS Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Kabupaten Bangkalan, saat melayani pasien, (Sumber Foto: Kholilullah).

Bangkalan – Pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) Bangkalan, Madura kembali dikeluhkan oleh pihak keluarga pasien karena tindakan pegawainya dinilai membeda-bedakan pelayanan antara pasien yang menggunakan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan pasien mandiri atau umum, Jumat, (29/06/2022).

Menurut H. Hadiri, Kepala Desa Banyoneng Dajah yang tak lain adalah merupakan menantu pasien atas nama Amsuna dari Dsn. Nangger, Ds. Bangsereh, Kec. Sepuluh yang mengalami penyakit Ginjal melalui media ini mengatakan, bahwa pelayanan yang pelayanan yang diberikan oleh pihak rumah sakit RSUD Syamrabu buruk. Bahkan, pihaknya menyebutkan ada diskriminasi pelayanan sangat segnifikan antara pasien umum dan BPJS.

Lebih lanjut, pihaknya menyampaikan pada Hari Jumat tanggal 26 Juli 2022, Amsuna pasien yang beralamat Desa Bangsereh Kecamatan Sepuluh tesebut masuk ke RSUD Syamrabu diruangan Irna B No. 54 menggunakan jalur BPJS Faskes tingkat pertama, dengan keluhan penyakit ginjal.

Kemudian, lanjut H. Hadiri pada tanggal 29 Juli 2022 pasien disuruh pulang dengan kondisi yang masih sakit oleh pihak RSUD Syamrabu. Padahal pada saat itu pasien atas nama Amsuna masih sakit parah dan tidak seharusnya pulang, tetapi pihak rumah sakit memaksa untuk pulang karena dianggap sudah sembuh.

Lalu, pihaknya mengaku kebingungan saat pihak RSUD memulangkan pasien yang kondisi kesehatannya masih dinilai perlu perawatan serius di RSUD Syamrabu Bangkalan. Dirinya mengaku sempat berpikir apa karena pasien biaya perawatannya menggunakan BPJS Faskes tingkat pertama.

“Benar hari Jumat kemaren mertua saya disuruh pulang paksa dengan alibi kondisi sudah sehat dan sembuh, padahal kondisinya masih sakit. Bahkan bisa dikatakan sakit parah. Saking sakitnya mertua saya selalu meminta untuk tetap dirawat karena badannya masih belum ada perubahan dari penyakit ginjal yang dideritanya. Saya kok heran bisa disuruh pulang apa karena pasen BPJS disuruh kontrol setiap minggu dari Desa Bngsereh Sepuluh naik sepeda montor, hingga pasien ngedrob lagi dan masuk RSUD Syamrabu lagi, karena penanganan yang tidak serius,” ungkapnya, Jumat, (29/06/2022).

Perlakuan pihak RSUD pada pasien yang sedang dirawat di RS Syamrabu yang menggunakan jalur BPJS, dirasa kurang maksimal. Malah yang bersangkutan mendapat info dari pasien di RS Syamrabu yang menggunakan jalur umum juga merasa kecewa pada pelayanan pihak RSUD Syamrabu apalagi jalur BPJS. Mendengar itu Hadiri semakin kecewa.

“Kenyataannya beda di lapangan. Sudah jelas yang bayar atau mandiri saja merasa dikecewakan, apalagi yang tidak bayar (menggunakan BPJS Kesehatan, red), pasti lebih mengecewakan. Ini menunjukkan bahwa RSUD Syamrabu sudah tidak menyamankan masyarakat,” tegas orang nomor satu di Desa Banyoneng Dajah itu kepada awak media Madurapers.

Akhirnya, dia memutuskan untuk membawa ke Rumah Sakit Lukas untuk memastikan kondisi kesehatannya lewat jalur mandiri. Setelah dicek, ternyata keluhan sakit dalam penyakit yang dideritanya tetap belum sembuh. Buktinya, sampai sekarang tetap ngamar atau rawat inap di Rumah Sakit Lukas Bangkalan.