Pemkab Sumenep Imbau Masyarakat Paham Resiko Kehamilan dan Kesehatan Reproduksi

Wakil Bupati (Wabup) Sumenep, Dewi Khalifah. (Sumber Foto: Fauzi)

Dalam pelaksanaan sosialisasi ini, lanjut Wabup, akan melibatkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) yang dianggap memiliki kapasitas dalam dunia medis, serta akan berkoordinasikan dengan organisasi kemasyarakatan yang memiliki basis massa.

“Yang jelas dari pihak kesehatan pasti ada. Sedangkan dari organisasi kemasyarakatan seperti
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Muslimat, Fatayat, Al-Hidayah, ataupun juga dengan Aisyah dan Nasyiatul Aisyiyah,” rincinya.

Dari berbagai elemen organisasi masyarakat yang anggotanya adalah perempuan ini, dirinya mengaku lebih tepat dan akurat dalam menyampaikan pengetahuan yang penting berkaitan dengan Bumil ini

“Nantinya, mereka tahu tentang resiko kehamilan dan kesehatan reproduksi. Serta usia kehamilannya, kapan akan dilakukan persalinan, dan memeriksakan diri secara rutin ke bidan desa,” jelasnya.

Wabup yang akrab disapa Nyai Efa itu, mengungkapkan banyak dari masyarakat kurang paham tentang kapan mereka akan melahirkan dan tidak bisa memprediksi sebelumnya. Sehingga harus diantisipasi bersama-sama.

Selain itu, usia kehamilan di atas 30 tahun sangat berpengaruh, maka sebaiknya bagi bumil sudah mengatur pola jenjang dengan mengikuti seperti program Keluarga Berencana (KB) ataupun juga lakukan deteksi jangan sampai ada penyakit bawaan.

“Kita juga perlu koordinasi dari semua pihak agar hal-hal yang tidak diinginkan seperti tingginya angka kematian ibu hamil dan tingginya angka kematian anak itu bisa kita minimalkan seminimal mungkin,” pintanya.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca