Apa dan Resiko Asap (Rokok) Tangan Ketiga?

Ilustrasi Bahaya "Asap (Rokok) Tangan Ketiga"

Bangkalan – Menghirup nikotin dan bahan kimia beracun lainnya dalam asap rokok—baik secara langsung sebagai perokok atau bukan perokok—dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru. Namun demikian, ada yang belum begitu dipahami dengan jelas efek “asap (rokok) tangan ketiga (thirdhand smoke)”.

Dilansir dari CTBA (Cancer Treatment Centers of America) di laman https://www.cancercenter.com bahaya merokok sudah terkenal dan dikenal publik. Menghirup nikotin dan bahan kimia beracun lainnya dalam asap rokok, baik secara langsung sebagai perokok atau secara tidak langsung sebagai non-perokok, dapat menyebabkan penyakit seperti penyakit jantung, stroke dan kanker paru-paru.

Namun demikian, ada yang belum/tidak dipahami dengan jelas efek dari apa yang disebut dengan “asap (rokok) tangan ketiga”. Istilah ini diciptakan untuk menggambarkan senyawa penyebab kanker yang berpotensi terbentuk ketika partikel asap tembakau bercampur dengan gas di udara yang menyerap ke permukaan terdekat, seperti karpet permadani, baju, sprei, cat tembok, dashboard mobil, bahkan mainan anak-anak.

Residu dari asap tembakau bisa tetap berada dalam barang-barang tersebut selama bertahun-tahun setelah rokok dibakar dan dimatikan. Banyak peneliti mengkhawatir asap rokok tersebut bagi kesehatan manusia. Tetapi menentukan risiko dari asap (rokok) tangan ketiga itu sulit dan data tentang efeknya masih langka.

Rabih Bechara (Kepala Internasional Pulmonology, Pulmonary and Critical Care Medicine at Our Hospital in Atlanta, USA) mengatakan bahwa orang-orang mengetahui tentang bahaya merokok. Mereka mengetahui tentang bahaya asap rokok, tetapi tidak banyak mengetahui, jika ada, tentang bahaya asap rokok. Yang rumit tentang asap (rokok) tangan ketiga adalah anda tidak dapat benar-benar mengukurnya.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca