Bangkalan – Pengucapan “assalamu ’alaikum” atau “assalamu ’alaikum warahmatullaah” dan “assalamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” sering kita dengar dalam kehidupan sehari-hari orang Islam.
Salam merupakan sunnah para nabi dan rasul dan perilaku para sahabat Nabi Muhammad s.a.w (H.R. Bukhari dan Muslim dan H.R. Imam Malik).
Pengucapan salam dalam Islam adalah sunnah yang dikuatkan (sunnah mu’akadah), sedangkan menjawab salam posisi hukumnya adalah wajib.
Hal ini sesuai dengan firman Allah S.W.T., (Q.S. An-Nisa [4]: 86) dan hadits Nabi Muhammad s.a.w., (H.R. Abu Daud).
Ucapan salam itu sunnah dapat dilihat dalam hadits, dimana Rasulullah s.a.w., bersabda: “Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya.” (H.R. Abu Daud)
Hukum menjawab salam wajid sesuai dengan Al-Qur’an, dimana Allah S.W.T., berfirman: “Apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau balaslah (dengan yang serupa). Sungguh Allah memperhitungkan segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisa [4]: 86)
Melengkapi pengetahuan kita tentang salam, lalu apa arti salam itu? Berikut penjelasan Abu Izzat Ramadhan.
Salam berasal dari bahasa Arab yang artinya keselamatan, kesejahteraan, dan kedamaian. Makna salam adalah doa seorang Muslim kepada saudaranya yang seiman.
Kata “assalamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” memiliki makna “semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah dianugerahkan Allah kepada kalian”.