Begini Pemkab Sumenep Menyikapi Virus Corona Omicron Varian Baru

Sekretaris Satgas Covid-19 Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riadi. (Sumber Foto: Istimewa)

Sumenep – Varian baru virus Corona Omicron yang memiliki nama lain B.1.1.529, kini sudah terdeteksi di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin melalui Keterangan Pers pada Kamis (16/12/2021) tadi malam.

Diketahui, Virus corona varian Omicron itu terkonfirmasi positif menjangkit 1 pasien tanpa gejala asal Indonesia berinisial N, pekerja pembersih di RSD Wisma Atlet.

Menanggapi varian virus baru itu, Sekretaris Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kabupaten Sumenep, Abd. Rahman Riadi mengatakan telah membahas sejumlah strategi menghadapi virus Omicron yang sudah masuk di Jakarta.

“Jadi kami sudah melakukan rapat bersama Bupati dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) di rumah dinas Bupati guna menyikapi varian virus baru itu tidak sampai ke Sumenep,” kata Rahman saat dihubungi melalui sambungan selulernya, Jumat (17/12/21).

Dari hasil rapat tersebut, pihaknya akan meningkatkan operasi Yustisi termasuk testing tracing yang ada di sejumlah wilayah perbatasan kabupaten ujung timur pulau Madura.

Bahkan pihaknya akan terus melakukan peningkatan hard immunity (kekebalan kelompok) masyarakat Sumenep melalui peningkatan capaian vaksinasi.

“Jadi Omicron ini kalau kita hard immunity nya kuat banyak masyarakat yang sudah bervaksin. Saya yakin penyebarannya tidak sampai ke Sumenep,” tegasnya.

Saat ini pertanggal (17/12/21) capaian vaksinasi di Sumenep masih mencapai 41,18 persen dari target capaian 50 persen. Namun pihaknya optimistis menjelang tutup tahun sudah mencapai 50 persen.

“Tapi tanpa dukungan masyarakat, stakeholder, tokoh agama, pemuda, kiai, dan pondok pesantren, saya kira tidak bisa dicapai jika tidak bergerak bersama-sama meningkatkan kesadaran masyarakat dalam capaian vaksinasi,” pintanya.

Vaksinasi Covid-19 di Sumenep saat ini masih difokuskan kepada masyarakat umum, sedangkan pada anak usia 6-11 tahun, baru akan dimulai setelah mencapai 50 persen vaksinasi di bumi Sumekar.

“Karena vaksinasi untuk anak nantinya akan menjadi salah satu kebijakan yang tidak hanya di pemerintah pusat tapi juga Pemerintah daerah,” ungkapnya.

“Berikutnya untuk anak akank itu perlu, karena virus omicron itu informasinya menyerang anak-anak dan remaja,” sambungnya.

Selain itu, Rahman juga akan melakukan testing tracing dengan cukup ketat di perbatasan Sumenep. Upaya ini dilakukan agar masyarakat yang datang dari luar Sumenep tetap mematuhi Standard Operating Procedure (SOP) Covid-19.

“Mereka harus dikarantina, termasuk imigran misalnya, wajib di karantina sepuluh hari. Kita perlu deteksi awal orang luar yang masuk ke Sumenep,” pungkasnya.

Untuk itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep akan meningkatkan operasi Yustisi yang sudah disepakati bersama Kapolres dan Bupati.

Adapun peningkatan operasi Yustisi tersebut akan dilaksanakan menjelang peringat Hari Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2022. Tepatnya dimulai pada 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022.