Hikmah  

Hikmah Puasa di Bulan Ramadhan

Ilustrasi anak Muslim berpuasa di bulan Ramdhan (Sumber: Modifikasi dari pelbagai sumber media online, 2020).

Bangkalan – Puasa di bulan Ramadhan wajib dilaksanakan oleh Umat Islam. Hal ini karena puasa di bulan ini merupakan perintah Allah S.W.T., kepada manusia, yakni manusia yang beriman.

Ada beberapa hikmah bagi Umat Islam berpuasa di bulan Ramadhan. Dikutip dari IslamWeb hikmah tersebut diantaranya adalah pelatihan diri tentang ketulusan dan kejujuran, empati atas penderitaan kaum fakir-miskin, kebahagiaan, pengendalian diri, kesehatan fisik dan psikologis, dan ketaqwaan kepada Allah S.W.T.

Puasa di bulan Ramadhan merupakan pelatihan bagi Umat Islam memahami ketulusan dan kejujuran. Menahan diri melakukan hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan seks, berdampak baik bagi kehidupan personal/pribadi dan komunitas Umat Islam untuk tidak melakukan korupsi, konsumsi minuman keras dan narkoba, dan berzina di luar bulan puasa sebagai bentuk implementasi ketaatan atas perintah Allah S.W.T.

Puasa membentuk kejujuran dalam diri Umat Islam untuk mentaati Allah S.W.T., setiap saat dan dalam segala situasi. Allah berfirman: agar kamu menjadi orang benar (Q.S. 2: 183). Artinya puasa mengajarkan orang untuk menahan diri dari melakukan dosa dan perbuatan salah, seperti tidak makan dan minum pada bulan puasa.

Puasa adalah pengalaman spiritual holistik (menyeluruh) yang menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka yang memahami kebijaksanaan dibalik kewajiban ini.

Orang yang berpuasa hendaknya merenungkan semangat peduli dan berbagi yang berkembang dalam diri Umat Islam. Semua Muslim yang berpuasa berbagi rasa sakit, lapar, haus, dan kepahitan yang sama saat berpuasa dengan orang miskin dan membutuhkan.

Ramadhan menciptakan konteks sosial dan kemanusiaan yang menumbuhkan welas asih bagi yang membutuhkan di seluruh dunia. Dengan rasa lapar dan haus sukarela kita, kita menyadari apa artinya kehilangan kebutuhan dasar hidup.

Ramadhan adalah waktu untuk mengingat dan membantu mereka yang kurang beruntung. Selain itu, seluruh Umat Islam juga merasakan nikmatnya berbuka puasa dan bersyukur kepada Allah S.W.T., atas rahmat-Nya.

Orang-orang miskin bersukacita atas saudara-saudara mereka yang kaya yang berbagi rasa sakit dan penderitaan dengan mereka. Mereka bersukacita atas pemikiran bahwa saudara-saudara mereka yang kaya membantu mereka menangkal bencana kelaparan dan penderitaan yang pahit.

Puasa meremajakan konsep solidaritas sosial di antara komunitas Muslim. Siapapun yang tidak merasakan perasaan persaudaraan terhadap sesama Muslim ini, telah gagal menyempurnakan puasanya. Oleh karena itu, Nabi s.a.w., bersabda: Barangsiapa tidur dengan perut kenyang sementara tetangganya lapar bukanlah orang beriman.

Puasa menghasilkan perasaan bahagia, ketenangan pikiran dan kepuasan spiritual dalam diri manusia dan memupuk persatuan komunitas Muslim. Itu menanamkan dalam diri manusia semangat nyata kepemilikan sosial, persatuan dan persaudaraan.

Ketika seseorang berpuasa, dia merasa bahwa dia bergabung dengan seluruh masyarakat Muslim dalam menjalankan tugas yang sama dengan cara yang sama di waktu yang sama untuk motif dan tujuan yang sama.