Dunia bukan Laki, Mari Lenyapkan Bias Gender

Mashuri, Peneliti di Lembaga studi Perubahan dan Demokrasi (Sumber: Facebook Mashuri Arow, 2022).

Bangkalan – Dunia terasa sesak karena bias gender, yang tak sehat karena budaya patriarki. Emansipasi perempuan-pun kemudian hanya ada di lisan dan tak nyata dalam perilaku dan sikap karena pengaturan dan kepercayaan budaya tersebut. Itulah sebagian dari pendapat Mashuri, peneliti di Lembaga studi Perubahan dan Demokrasi (LsPD), Jumat (11/3/2022).

Mashuri, aktivis asli Bangkalan Madura ini, mengatakan Hari Perempuan Internasional (International Women’s Day: IWD) yang tahun ini jatuh pada 8 Maret 2022 bisa dijadikan momen penting mengkampanyekan pembebasan perempuan dari bias gender.

Sesuai dengan tema IWD 2022 Break the Bias, mari kita dukung pembudayaan kesetaraan gender melalui dunia yang bebas dari bias gender, stereotip, dan diskriminasi, mengakui keberagaman, menjujung keadilan, menjaga inklusivitas, serta menghargai perbedaan, ujar Mashuri.

Menurut mantan aktivis era reformasi’ 98 di D.I. Yogyakrta ini, untuk merealisasikan itu semua tidaklah sulit, apabila kita mau menerima perbedaan jenis kelamin sebagai perbedaan sosial yang alamiah. Oleh karenanya di sana tidak ada tingkatan sosial, tapi hanyalah perbedaan yang setara atau horizontal.

Sungguh elok dunia tanpa ada penindasan pada manusia jenis kelamin tertentu. Beban hidup terasa ringan tanpa kepentingan dan kekuasaan bias gender. Laki dan perempuan saling mengakui keberadaannya, bekerjasama, dan sukses bersama karena saling mendukung, ucap Mashuri.

Artinya, menurut dia, kesuksesan laki-laki dan perempuan karena adanya ko-eksisten antarkeduanya dan menjadi sukses dalam kehidupannya karena pro-eksistensi antarkeduanya melalui kerjasama kontruktif dan produktif.

Tinggalkan Balasan

error:

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca