Vladimir Ilyich Ulyanov, yang lebih dikenal dengan nama Lenin, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah modern. Lahir pada 22 April 1870 di Simbirsk, Rusia, dia tumbuh dalam kondisi politik yang penuh tekanan di bawah rezim Tsar yang otoriter. Pemikiran revolusionernya mulai terbentuk di tengah ketidakpuasan terhadap ketidakadilan sosial dan politik yang merajalela di Rusia pada masa itu.
Vladimir Lenin dibesarkan dalam keluarga kelas menengah dan mendapat pendidikan yang baik. Ayahnya adalah seorang guru sekolah menengah, yang meninggal ketika dia masih muda. Kematian ayahnya, yang merupakan seorang penganut paham revolusioner, mungkin berpengaruh besar dalam membentuk pandangan politiknya.
Setelah menyelesaikan pendidikan menengahnya, dia melanjutkan studi di Universitas Kazan. Di sini, ia terpapar pada pemikiran-pemikiran revolusioner dan menjadi aktif dalam gerakan mahasiswa. Namun, pendidikannya terganggu ketika ia diusir dari universitas karena aktivitas politiknya yang mengganggu pemerintah.
Pengasingannya membawanya ke Eropa Barat, di mana ia terlibat dalam diskusi-diskusi politik dan meneliti teori Marxis. Pengaruh Marxisme sangat kuat terhadap Lenin, dan ia kemudian menjadi seorang Marxis yang militan. Salah satu kontribusi utamanya terhadap pemikiran Marxis adalah konsep partai vanguard, yakni gagasan bahwa partai revolusioner harus menjadi penggerak utama perubahan sosial.
Lenin kembali ke Rusia pada tahun 1917, saat situasi politik memanas dan Tsar terguling. Ia memanfaatkan kekacauan politik untuk memimpin Bolsheviks (kelompok revolusioner yang dipimpinnya) dalam mengambil alih kekuasaan dalam apa yang dikenal sebagai Revolusi Oktober. Setelah merebut kekuasaan, dia menjadi pemimpin pemerintahan baru, memimpin negara tersebut dalam Perang Saudara Rusia dan membentuk Uni Soviet.