Jakarta – Pemerintah pada tahun 2021 berencana impor beras pada akhir Maret 2021 dari Thailand. Menurut Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi dalam BBC News (10/3/2021) impor beras ini sudah disepakati antarkementerian. Tujuannya sebagai “iron stock” yang ia sebut sebagai cadangan dimana pemerintah melalui Bulog bisa memastikan ketersediaan beras itu selalu ada.
Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kementerian Koordinator bidang Perkonomian, Musdaifah Mahmud mengatakan rencana impor beras sebagai upaya mengamankan persediaan beras dalam negeri di tengah pandemi. Bulog bersama Kementerian Perdagangan mengatur masuknya ini untuk jaga stok sampai dengan akhir tahun 2021, jaga stok 1,5 juta ton.
Alasan impor beras ini menurut Menteri Perdagangan yang dimuat dalam Bisnis.com karena kondisi stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di Perum Bulog rendah, yakni mencapai kisaran 800.000 ton dengan 300.000 ton sisa impor tahun 2018 yang mutunya menurun dan tak layak dilepas di pasar.
Selain itu, penyerapan CBP Perum Bulog meski masa panen belum maksimal, yakni kurang 100.000 ton. Seharusnya sampai bulan Maret mencapai 400.000-500.000 ton, Jumat (19/3/2021).
Rencana impor beras pemerintah tersebut, tuai kritik berbagai kalangan. Susi Pudjiastuti, mantan Menteri KKP, dalam akun twitternya mengatakan bahwa pemerintah canangkan impor beras di tengah panen raya, petani: “itu menyakitkan”, Senin (15/3/2021). Lebih lanjut Susi Pudjiastuti memohon kepada presiden agar menyetop impor beras karena masyarakat masih banyak yang panen, panen juga melimpah, Selasa (16/3/2021).
Faisal Basri, ekonom mantan dosen di UI, dalam akun twitternya menyebut langkah pemerintah impor beras sebagai bentuk pemburuan rente, Senin (15/3/2021).
Itu akal2an segelintir kelompok yg ‘kelaparan’ uang rakyat dg berusaha keras mengimport beras. Harusnya Jokowi nyetop ulah oknum importir dan KPK tangkap inisiatornya
Mengingat di lapangan, masyarakat petani menjerit, pupuk langka dan mahal, spekulan datang ke petani dg harga sangat rendah, petani bukannya untung tapi buntung. Idealnya pemerintah nyetop import, dan 100 % gabah dari dari petani lgsg tanpa perantara. Sudah saatnya Perum Bulog turun ke Petani. Padi surplus koq mau import. Logika linglung! Akal sehat tidak jalan
Ralat : Beli 100 % gabah dr petani lgsg, maksudnya.
Sip
Sip