Budaya  

Sejarah Nama Pulau Madura dalam Versi Cerita Rakyat dan Ilmiah

Peta kuno pulau Madura
Peta kuno pulau Madura (koleksi Universitas Tohoku, Miyagi, Jepang)

Bangkalan – Sejarah nama pulau Madura yang dipercaya masyarakat Madura ternyata banyak versi. Versi ini dapat diklasifikasikan ke dalam versi cerita rakyat (folklore) dan ilmiah (scientific), Jumat (9/4/2021).

Menurut versi cerita rakyat nama Madura berhubungan erat dengan cerita rakyat tentang Raden/Adi Segoro dan penyerangan Dampo Abang (raja dari China) ke Madura.

Versi cerita rakyat, pertama, nama Madura berasal dari nama “Maddhuna Saghâra” yang artinya madunya laut. Dari kata “Maddhuna Saghâra” ini, kemudian menjadi “Maddhuna” dan akhirnya menjadi Madura seperti sekarang.

“Maddhuna Saghâra” adalah nama/sebutan lain dari Raden/Adi Segoro putra Dewi Ratna Rorogung. Dewi Ratna Rorogung ini adalah putri Prabu Sangiangtunggal Maharaja Kraton Gilling Wesi di wilayah Madangkawulan. Konon karajaan ini berdiri sekitar 929 M di dekat Gunung Semeru dan Gunung Bromo.

Versi cerita rakyat, kedua, nama Madura berasal dari kata “Maddhuna-dhârâ” yang artinya madu gadis. Nama ini menurut cerita rakyat lahir dari ungkapan “gadis Madura masih asli”.

Artinya, madu masih utuh belum dihisap Dampo Abang, raja dari negeri China yang ingin memperistri gadis-gadis Madura (menghisap madunya gadis Madura). Gagalnya Dampo Abang memperistri gadis-gadis Madura karena kekalahan dalam peperangan dengan orang Madura.

Menurut versi ilmiah nama pulau Madura oleh beberapa akademisi dikaitkan dengan penghasilan pulau Madura, kondisi geografis pulau Madura, dan bahasa sanskerta.

Versi ilmiah, pertama, ditinjau dari segi penghasilan nama pulau Madura dapat disebut “madu dari laut”. “Madu dari laut” ini dalam bahasa Jawa artinya “madu segara”. “Madu segara” artinya madu dari laut, yakni garam. Dari kata inilah lalu muncul rangkaian kata Madura.

Respon (2)

  1. Wauw, mantap. Kombinasi metodologis foklore dan scientific. Ini menarik sekali. Dg metode ini, orang awam bs nelaah sesuai kemampuan dan cara memahaminya. Demikian jg, yg akademisi / intelektualis bs nelaah secara scientific. Sungguh ini ramuan yg pas.

Tinggalkan Balasan

Eksplorasi konten lain dari Madurapers

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca