Bangkalan – Untuk tujuan penuntasan praktik money politics Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Kecamatan Kokop menggelar Pendidikan Politik yang mengangkat tema “Urgensi Peran Pemuda dalam Partisipasi Politik Menuju Pemilu Demokratis Tahun 2024”, Minggu (23/10/2022).
Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker) Kabupaten Bangkalan, pada tanggal 22-23 Oktober 2022 dengan rangkaian acara materi-materi penopang wawasan politik.
Ahmad Soleh, Ketua Pelaksana menyampaikan acara tersebut diikuti 31 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Kabupaten Bangkalan.
“Ada 31 peserta, baik pribumi Kokop maupun dari kecamatan lain. Bahkan, ada dari kabupaten luar Bangkalan,” tuturnya.
Menurut Soleh, sapaan akaribnya, memberikan wawasan politik dan penyadaran kepada pemuda sangat penting melihat kedepan akan menghadapi kontestasi politik.
“Acara ini bertujuan memberikan wawasan dan penyadaran politik terhadap pemuda untuk kedepan dapat berperan dalam kontestasi politik mendatang,” ungkapnya.
Hal tersebut diafirmasi oleh Muhammad Kholilurrohman, Ketua KNPI Kecakatan Kokop. Ia menjelaskan bahwa masih banyak pemuda yang belum melek akan adanya politik, bahkan praktik maney politics (politik uang) yang terjadi di lapangan. Hal itu perlu didorong untuk dbentuk agar tidak terjadi perbuatan yang melanggar perundang-undangan.
“Tidak sedikit pemuda yang masih fobia akan politik, memaknai politik layaknya yang mereka lihat dan enggan untuk melihat politik secara dekat dan bijak,” paparnya.
Oleh karena itu, lanjut Kholil, tidak salah manakala praktik money politics tetap lestari dan mengakar, yang diakibatkan wawasan politik masyarakat yang masih rendah.
“Sudah menjadi rahasia umum terkait permainan money politics. Ini tidak sepenuhnya salah politisi. Di balik itu masyarakat secara umum dan pemuda turut harus disalahkan lantaran menerima praktek kotor ini, bahkan sangat mengakar sampai saat ini,” terang pemuda kelahiran Kokop itu.
Bahkan, kata Kholil, tidak sedikit masyarakat yang berpatokan pilihan politik pada seberapa besar uang diberikan. “Mirisnya ada ungkapan masyarakat, mana yang memberi uang dia yang dipilih,” ungkapnya.
Kondisi tersebut sangat disayangkan oleh Mahasiswa Fakultas Pertaniat tersebut dan ia berharap dimulai dari pemuda untuk berwawasan politik serta dapat memotong kebobrokan generasi dalam konteks politik.
“Pemuda harus unjuk gigi. Suarakan dan tegakkan politik baik dan bersih untuk mewujudkan pemimpin yang secara kapasitas dan kapabilitas memang mempuni sebagai jembatan baldatun thayyibah wa rabbul ghafur,” pungkasnya.
Anda harus log masuk untuk menerbitkan komentar.