Plato lahir di keluarga bangsawan pada sekitar tahun 428-427 s.M (sebelum Masehi), dan meninggal dunia pada sekitar tahun 348-347 S.M., pada usia 80 tahun di Athena, Yunani. Dia merupakan anak dari pasangan suami-istri bangsawan, yakni Ariston (bapak Plato) dan Perictione (ibu Plato).
Plato merupakan filosuf Yunani yang mendirikan Akademi di Athena, salah satu sekolah filsafat kuno di Yunani. Pemikiran filsafatnya memberikan kontribusi besar pada pemikiran filsafat Barat.
Sebagai anggota keluarga bangsawan, pendidikan Plato terjaga dengan baik. Namun, perkenalannya dengan Sokrates, sebagai guru filsafatnya, mengubah pola pikirnya.
Pemikiran Sokrates mencengkeram kuat pada pemikiran Plato, seperti halnya pemuda lain di Athena, Yunani. Pada saat itu, metode dan argumen Sokrates mempengaruhi secara signifikan terhadap pemikiran para pemuda Athena.
Sokrates digambarkan oleh Plato sebagai penyambung lidah rakyat Athena yang tertindas akibat sirkulasi kekuasaan. Ketika itu, kekuasaan demokrasi di Athena menjadi anarki dan sewenang-wenang.
Sirkulasi kekuasaan ini berturut-turut dari kekuasaan tiran dan oligarki. Puncaknya sirkulasi kekuasaan ini berakhir pada runtuhnya kekuasaan Athena, yang lalu dikuasai oleh asing.
Hukuman penguasa kepada Sokrates karena pemikirannya dianggap Plato sebagai tindakan moril yang tidak bertanggungjawab. Peristiwa tragis inilah yang membuat Plato pergi dari Athena selama 12 tahun.